Pengertian Sistem Informasi Geografi
A. Definisi Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografi atau sering dibilang GIS (Geographic Information System) adalah aplikasi pengolahan data spasial
dengan menggunakan sistem komputerisasi dengan menggabungkan antara data grafis
dengan data atribut obyek menggunakan peta dasar digital (basic map). Saat ini GIS berkembang pesat dan banyak diimplementasikan
disegala bidang seperti pendidikan, kesehatan, geografi, cuaca, kependudukan,
jaringan perpipaan dan lain-lain. Pada dasarnya GIS menampilkan dan memberikan
percepatan data-data yang diinginkan oleh pengguna dimana terdahulu hanya
menggunakan metode manual namun saat ini menggunakan metode digital
(Komputerisasi).
Sistem
Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. Sistem manual (analog), dan
b. Sistem otomatis (yang berbasis digital
komputer).
Perbedaan
yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual
biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk
tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey
lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan
alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah
menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi.
Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta
foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi
(nurshanti, 1995).
Data-data
yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut
dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah
analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang
berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data
atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai
objek sebagai data spasial.
Penyajian
data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis
dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang
koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi
kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan
titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan,
kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu
garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas
penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.
Melihat
SIG sebagai suatu sistem, maka SIG terdiri dari beberapa komponen-komponen
penyusun. Komponen penyusun dalam SIG adalah: perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), organisasi (manajemen) dan pemakai (users).
Kombinasi dari komponen-komponen tersebutlah yang akan menentukan kesuksesan
pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG).
1. Komponen Perangkat Keras (Hardware)
Komponen perangkat keras (hardware) dalam
SIG dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu :
a.Peralatan pemasukan data, seperti
digitizer, scanner, keyboard, Global Positioning System
(GPS),
dan lain-lain.
b.Peralatan penyimpan dan pengolahan data,
yaitu komputer dan perlengkapannya.
c.Peralatan untuk mencetak hasil, yaitu
printer dan plotter.
2. Komponen Perangkat Lunak (Software)
Perangkat
lunak SIG saat ini telah banyak dijumpai di pasaran, memilih perangkat lunak
sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Bagi seorang pengguna, pemilihan
perangkat lunak (software) akan disesuaikan dengan kebutuhan, ditentukan oleh
bentuk data dan sumbernya, serta kemampuan analisis yang diinginkan. Beberapa
perangkat lunak (software) yang biasa dipakai dalam SIG adalah : ARC/INFO,
ArcView, AutoCAD Map, IDRISI, ER Mapper, GRASS, MapInfo.
3. Organisasi Pengelola dan Pemakai
Komponen
organisasi pengelola dan pemakai sulit untuk dapat dipisahkan secara jelas.
Bentuk organisasi merupakan salah satu kunci yang menentukan tingkat
keberhasilan suatu proyek SIG. Adanya perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) yang baik, jika tidak ditangani oleh staf yang seimbang baik
dari segi kualitas maupun kuantitas tidak akan menghasilkan operasi dan produk
yang baik. Keahlian yang harus ada dalam suatu SIG adalah : manajer SIG, pakar
database, kartografer, manajer sistem, progammer, dan teknisi untuk pemasukkan
dan pengeluaran data (Barus dan Wiradisastra, 2000).
B. Sejarah Pengembangan
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux,
Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga
garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal
ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern
sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut. Pada tahun
1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk
juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal
abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras
komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan
menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal
pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen
Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang
kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan,
menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah
Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui
kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi
pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada
skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk
keperluan analisis.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia
dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang
susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning),
mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika ,
memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan
informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer
bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an
dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak
bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor
seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor
lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG,
menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan
atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut
menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an
memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada
akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan
dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai
mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada
format data dan transfer. Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita
ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program
Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu
pengetahuan, teknologi dan riset.
Jenjang pendidikan SMU/senior high
school melalui kurikulum pendidikan geografi SIG dan penginderaan jauh telah
diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka program Diploma
SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2
telah ada sejak 1991 dalam Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada. Penekanan pengajaran pada analisis spasial
sebagai ciri geografi. Lulusannya tidak sekedar mengoperasikan software namun
mampu menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah
dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia melalui
laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun mata pelajaran.
Komentar
Posting Komentar